Minggu, 03 Mei 2015

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR (Pemuda dan Sosialisasi)



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Masalah Pemuda adalah masalah abadi yang akan terus ada karena masalah pemuda merupakan akibat proses pendewasaan dan perubahan seseorang untuk lebih memahami dan mengenal akan karakter individu masing-masing. Dengan hal tersebut tentu akan mempengaruhi cara atau proses seseorang dalam bersosialisasi dengan berbagi pihak dalam jangka waktu pendek maupun dalam waktu panjang.Dan dalam hal sosialisasi pemuda ikut mempengaruhi proses interaksi  karena peran pemuda sebagai tumpuan penerus bangsa yang tidak selaras dapat mengakibatkan ketidaksinambungan yang cukup signifikan bagi lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.
B.        Rumusan Masalah
1.      Internalisasi belajar dan sosialisasi
2.      Pemuda dan identitas
3.      Perguruan tinggi dan pendidikan
4.   Peran pemuda dalam masyarakat


C.        Tujuan

Maksud dan tujuan pembahasan Pemuda dan Sosialisasi ini adalah untuk memahami suatu proses yang terjadi pada diri pemuda yang dapat mempengaruhi perkembangan sosialisasi yang apabila terjadi hal-hal yang menyimpan dalam sikap pemuda akan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan interaksi sosial yang berjalan selaras menjadi tidak efektif.


                                           


BAB II
PEMBAHASAN
A.Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
1.      Pengertian Pemuda
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjukan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung.
Pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. Hal ini berkaitan dengan ideologis dan kultural. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karna pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
2.      Pengertian Internalisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma :
·         Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
·         Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.

3.      Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
    Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Macam-macam proses sosialisasi:
·         Tahap persiapan (Preparatory Stage)
            Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri      untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
·         Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other).
·         Tahap siap bertindak (Game Stage)
            Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang   secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluargadan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
·         Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
            Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan    dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
B. Pemuda dan Identitas
Perilaku pemuda sangat rentan dengan kondisi dimana dia berada dan beraktifitas. Karena masa remaja yang dimiliki pemuda adalah masa dimana seorang pemuda menemukan jati dirinya. Dalam menemukan jati dirinya berpengaruh kepada dimana dia tinggal dan dimana dia beraktifitas. Banyak kekosongan waktu yang di miliki oleh seorang pemuda dalam mencari identitas dirinya. Dalam kekosongan waktu yang dimiliki, seorang pemuda biasanya melakukan aktifitas yang disukainya atau hanya sekedar bermain saja.
Teman atau kawan bermain menjadi pengaruh yang besar dalam pencarian identitas atau pencarian jati diri seorang pemuda.Pada masa remaja, pemuda memiliki kebiasaan tanpa moral atau tanpa hukum, pada kebiasaan ini akan mendorong seorang pemuda untuk melakukan pelangaran-pelangaran hukum kecil nantinya. Untuk mencegah prilaku-prilaku menyimpang di perlukan masyarakat yang peduli terhadap pemuda yang masih belum menemukan identitasnya dengan cara mengajaknya untuk tidak melakukan penyimpangan penyimpangan kecil. Karena dari penyimpangan kecil ini akan berpengaruh terhadap baik buruknya identitas dari seorang pemuda nantinya. Dari penyimpangan-penyimpangan kecil dapat berakibat kepada penyimpangan penyimpangan besar yang sudah masuk dalam pelanggaran hukum yang berat.
Teman atau kawan dari seorang pemuda mempunyai pengaruh yang besar juga dalam menemukan identitas dari si remaja itu sendiri. Karena jika si pemuda mendapatkan teman yang mempunyai identitas yang buruk otomatis teman si pemuda itu akan melakukan penyimpangan di depan si pemuda yang sedang bingung atau belum menemukan identitasnya, dalam waktu yang singkat si pemuda pencari identitas itu akan mengikuti prilaku dari temannya dengan melakukan penyimpangan seperti temannya. Tetapi semua ini dapat ditanggulangi dengan pemilihan teman untuk si pemuda itu sendiri, terkadang memilih- milih teman itu ada baiknya dalam menemukan identitasnya. Para pemuda yang masih bimbang atau belum mendapatkan identitasnya sebaiknya memilih teman yang berprilaku baik atau tidak menyimpang dari norma-norma dan hukum yang ada dimasyarakat.
Ketika si pemuda mendapatkan identitas yang buruk, dapat di perbaiki sebelum prilaku buruknya menjadi pelanggaran norma-norma dan hukum. Dengan cara meninggalkan kebiasaan buruknya dan mencoba memulai kebiasaan baik, dalam hal ini teman menjadi pengaruh yang besar pula. Ketika si pemuda mempunyai identitas yang buruk, sebaiknya si pemuda berteman dengan orang orang yang mempunyai prilaku yang baik. Sehingga dapat memberikan pengaruh untuk si pemuda itu untuk menjadikan identitas buruknya menjadi baik dan tidak melanggar norma-norma.
Banyak dari pemuda yang sedang mencari identitas dirinya, malah melakukkan penyimpangan. Karena bagi mereka kebebasan (kebebasan hukum) itu penting buat hidup ini. Egois adalah suatu sifat yang wajar bagi seorang pemuda karena mereka hanya memikirkan kebebasan dan mementingkan diri sendiri tanpa melihat keadaan disekitarnya. Peran  keluarga juga penting dalam membentuk identitas yang baik untuk si pemuda. Karena keluarga adalah tempat dimana si pemuda paling banyak menghabiskan waktu dan keluarga berperan penting dalan  pembentukan identitas si pemuda. Pemuda yang mempunyai keluarga yang tidak harmonis akan mendorong seorang pemuda strees dan akhirnya si pemuda itu melakukan penyimpangan di luar lingkungan keluarga. Keluarga juga dapat menghentikan prilaku menyimpang dari si pemuda. Peran dalam media massa juga perlu di perhatikan karena media massa banyak mengandung hal-hal negatif dan ada pula hal-hal positif. Hal negatif contonya adalah film action yang di sukai pemuda dapat menjadi contoh yang buruk karena dapat membuat pemuda mengikuti prilaku dari si aktor utama dalam film action di kehidupan nyata.
Banyak yang mempengaruhi dalam membuat identitas pemuda. Ada baiknya semua masyarakat dan element-elementnya memperhatikan generasi muda. Karena identitas yang buruk akan membentuk sifat kriminal dari si pemuda. Bagi pemuda yang mencari identitas sebaiknya banyak-banyak mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga dapat membentuk identitas yang baik bandingkan dengan hanya membuang buang waktu bersama teman temannya.
C. Perguruan dan Pendidikan
1.      Pengertian pendidikan dan perguruan tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
·         Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

·         Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

·         Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2(dua) :
1. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara
2. Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
2.  Alasan-alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
·         Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
·         Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.       
·         Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
·         Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Serta mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
D.  Peranan Pemuda Dalam Masyarakat
Masa depan suatu bangsa terletak di tangan pemuda, artinya merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa . Oleh karena itu mereka perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan dengan cara memberikan mereka pendidikan baik formal maupun informal, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Pembangunan yang dilakukan oleh generasi muda merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kemajuan. Didalam pembangunan nasional, bukan hanya pembangunan fisik saja yang diperlukan melainkan membawa mereka agar terciptanya perubahan sosial.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara.
Pada garis besarnya, pemuda mempunyai peranan sebagai berikut :
a.       Agent of change 
Pemuda bertugas untuk mengadakan perubahan – perubahan dalam masyarakat ke arah perubahan yang lebih baik. Perubahan yang bersifat kemanusiaan.
b.      Agent of defelopment
Pemuda bertugas mengembangkan atau melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik bersifat fisik maupun non fisik.
c.       Agent of modernization
Pemuda bertindak dan bertugas sebagai pelopor dalam pembaharuan. Maksudnya pemuda pemuda dapat memilih mana yang perlu diubah dan mana yang masih tetap dipertahankan.

Masalah- masalah Generasi Muda
a.       kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
b.      Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c.       kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
d.      Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
e.       Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
f.       Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman pendekatan pembinaan pemuda

Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
1.  Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup pancasila.
2.  Orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat kemampuan jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan prestasi semaksimal mungkin.
3.  Orientasi keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa depannya. Sumber orientasi keluar ini dibagi atas :
Ø  Pengembangan sebagai insan sosial budaya
Ø  Pengembangan sebagai insan sosial politik dan sebagai insan patriot.
Ø  Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan kerja dan insan profesi yang mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan sumber alam dan menjaga kelestariannya.
Ø  Pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depan akan menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis.

Tujuan pembinaan dan pengembangan generasi muda
Ø  Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
Ø  Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
Ø  Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
Ø  Mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
Ø  Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan berketahanan nasional.
           


















BAB  III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Pemuda dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling berkaitan dimana pemuda adalah adalah masa tarnsisi dan secara psikologis sangat problematis , masa ini memungkinkan mereka berada dalm anomi (keadaan tanpa norma atau hukum , akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua.Dalam keadaan demikian , seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran . kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa. Sedangkan sosialisasi sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.  Sosialisasi itu sangat penting bagi semua orang kususnya para pemuda.
Masa depan suatu bangsa terletak di tangan pemuda atau generasi mudanya sebab merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Oleh karena itu, generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zaman, serta tetap menjaga budaya bangsanya.