BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar
Belakang 
Masalah
Pemuda adalah masalah abadi yang akan terus ada karena masalah pemuda merupakan
akibat proses pendewasaan dan perubahan seseorang untuk lebih memahami dan
mengenal akan karakter individu masing-masing. Dengan hal tersebut tentu akan
mempengaruhi cara atau proses seseorang dalam bersosialisasi dengan berbagi
pihak dalam jangka waktu pendek maupun dalam waktu panjang.Dan dalam hal
sosialisasi pemuda ikut mempengaruhi proses interaksi  karena peran pemuda
sebagai tumpuan penerus bangsa yang tidak selaras dapat mengakibatkan
ketidaksinambungan yang cukup signifikan bagi lingkungan dan kehidupan
bermasyarakat.
B.       
Rumusan Masalah
1.      Internalisasi belajar dan sosialisasi
2.      Pemuda dan identitas
3.      Perguruan tinggi dan pendidikan
4.   Peran pemuda dalam masyarakat
C.      
 Tujuan
Maksud dan tujuan pembahasan Pemuda dan Sosialisasi ini
adalah untuk memahami suatu proses yang terjadi pada diri pemuda yang dapat
mempengaruhi perkembangan sosialisasi yang apabila terjadi hal-hal yang
menyimpan dalam sikap pemuda akan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat
dan interaksi sosial yang berjalan selaras menjadi tidak efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
1.     
Pengertian
Pemuda 
Pemuda
adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjukan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung.
Pemuda atau
generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
nilai. Hal ini berkaitan dengan ideologis
dan kultural. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang
potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya karna pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa
siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
2.     
Pengertian Internalisasi
Internalisasi
adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah
daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan
antara norma-norma :
·        
Norma-norma yang mengatur pribadi
yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang
bersih.
·        
Norma-norma yang mengatur hubungan
pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar
manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk
mencapai kedamaian hidup.
3.     
Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role
theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu.
   
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana
seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup,
nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat
diterima oleh masyarakatnya. Macam-macam proses sosialisasi:
·        
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
            Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan,
saat seorang anak mempersiapkan diri      untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk
untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai
melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.Contoh: Kata “makan” yang
diajarkan ibu kepada
anaknya yang masih balita diucapkan
“mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan
anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang
dialaminya.
·        
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini
ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap
ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang
apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak.
Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga
mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan
banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan
orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni
dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi
seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti
(Significant other).
·        
Tahap siap bertindak (Game Stage)
            Peniruan yang dilakukan sudah mulai
berkurang dan digantikan oleh peran yang   secara langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun
meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai
menyadari adanya tuntutan untuk membela keluargadan bekerja
sama dengan teman-temannya. Pada tahap
ini lawan berinteraksi semakin
banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan
teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak
mulai menyadari bahwa ada norma tertentu
yang berlaku di luar keluarganya.
·        
Tahap penerimaan norma kolektif
(Generalized Stage/Generalized other)
            Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah
dapat menempatkan    dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat
luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia
dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.
B. Pemuda dan Identitas
Perilaku pemuda sangat
rentan dengan kondisi dimana dia berada dan beraktifitas. Karena masa remaja
yang dimiliki pemuda adalah masa dimana seorang pemuda menemukan jati dirinya.
Dalam menemukan jati dirinya berpengaruh kepada dimana dia tinggal dan dimana
dia beraktifitas. Banyak kekosongan waktu yang di miliki oleh seorang pemuda
dalam mencari identitas dirinya. Dalam kekosongan waktu yang dimiliki, seorang
pemuda biasanya melakukan aktifitas yang disukainya atau hanya sekedar bermain
saja.
Teman atau kawan bermain menjadi
pengaruh yang besar dalam pencarian identitas atau pencarian jati diri seorang
pemuda.Pada masa remaja, pemuda memiliki kebiasaan
tanpa moral atau tanpa hukum, pada kebiasaan ini akan mendorong seorang pemuda
untuk melakukan pelangaran-pelangaran hukum kecil nantinya. Untuk mencegah
prilaku-prilaku menyimpang di perlukan masyarakat yang peduli terhadap pemuda
yang masih belum menemukan identitasnya dengan cara mengajaknya untuk tidak
melakukan penyimpangan penyimpangan kecil. Karena dari penyimpangan kecil ini
akan berpengaruh terhadap baik buruknya identitas dari seorang pemuda nantinya.
Dari penyimpangan-penyimpangan kecil dapat berakibat kepada penyimpangan
penyimpangan besar yang sudah masuk dalam pelanggaran hukum yang berat.
Teman atau kawan dari
seorang pemuda mempunyai pengaruh yang besar juga dalam menemukan identitas
dari si remaja itu sendiri. Karena jika si pemuda mendapatkan teman yang
mempunyai identitas yang buruk otomatis teman si pemuda itu akan melakukan
penyimpangan di depan si pemuda yang sedang bingung atau belum menemukan
identitasnya, dalam waktu yang singkat si pemuda pencari identitas itu akan
mengikuti prilaku dari temannya dengan melakukan penyimpangan seperti temannya.
Tetapi semua ini dapat ditanggulangi dengan pemilihan teman untuk si pemuda itu
sendiri, terkadang memilih- milih teman itu ada baiknya dalam menemukan
identitasnya. Para pemuda yang masih bimbang atau belum mendapatkan
identitasnya sebaiknya memilih teman yang berprilaku baik atau tidak menyimpang
dari norma-norma dan hukum yang ada dimasyarakat.
Ketika si pemuda
mendapatkan identitas yang buruk, dapat di perbaiki sebelum prilaku buruknya
menjadi pelanggaran norma-norma dan hukum. Dengan cara meninggalkan kebiasaan
buruknya dan mencoba memulai kebiasaan baik, dalam hal ini teman menjadi
pengaruh yang besar pula. Ketika si pemuda mempunyai identitas yang buruk,
sebaiknya si pemuda berteman dengan orang orang yang mempunyai prilaku yang
baik. Sehingga dapat memberikan pengaruh untuk si pemuda itu untuk menjadikan
identitas buruknya menjadi baik dan tidak melanggar norma-norma.
Banyak dari pemuda yang
sedang mencari identitas dirinya, malah melakukkan penyimpangan. Karena bagi
mereka kebebasan (kebebasan hukum) itu penting buat hidup ini. Egois adalah
suatu sifat yang wajar bagi seorang pemuda karena mereka hanya memikirkan
kebebasan dan mementingkan diri sendiri tanpa melihat keadaan disekitarnya.
Peran  keluarga juga penting dalam
membentuk identitas yang baik untuk si pemuda. Karena keluarga adalah tempat
dimana si pemuda paling banyak menghabiskan waktu dan keluarga berperan penting
dalan  pembentukan identitas si pemuda.
Pemuda yang mempunyai keluarga yang tidak harmonis akan mendorong seorang
pemuda strees dan akhirnya si pemuda itu melakukan penyimpangan di luar lingkungan
keluarga. Keluarga juga dapat menghentikan prilaku menyimpang dari si pemuda.
Peran dalam media massa juga perlu di perhatikan karena media massa banyak
mengandung hal-hal negatif dan ada pula hal-hal positif. Hal negatif contonya
adalah film action yang di sukai pemuda dapat menjadi contoh yang buruk karena
dapat membuat pemuda mengikuti prilaku dari si aktor utama dalam film action di
kehidupan nyata.
Banyak yang mempengaruhi
dalam membuat identitas pemuda. Ada baiknya semua masyarakat dan element-elementnya
memperhatikan generasi muda. Karena identitas yang buruk akan membentuk sifat
kriminal dari si pemuda. Bagi pemuda yang mencari identitas sebaiknya banyak-banyak
mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga dapat membentuk identitas yang baik
bandingkan dengan hanya membuang buang waktu bersama teman temannya.
C. Perguruan dan Pendidikan
1.     
Pengertian
pendidikan dan perguruan tinggi
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Anggota
keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam sering kali lebih mendalam
dari yang disadari mereka walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara
tidak resmi.
Pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa
sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
·        
Pendidikan menengah
Pendidikan
menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan
tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2(dua) :
1. Perguruan
tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya
dilakukan oleh Negara
2. Perguruan
tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan
oleh swasta.
2.  Alasan-alasan
untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Pembicaraan
tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan
tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
·        
Pertama, sebagai kelompok masyarakat
yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas
tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam
pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
·        
Kedua, sebagai kelompok masyarakat
yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses
sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi
muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan
Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
       
·        
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari
berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi
sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga
mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
·        
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok
yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian
dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan
generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan
pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Serta mahasiswa
pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta
keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
D.  Peranan Pemuda Dalam Masyarakat
Masa depan suatu bangsa terletak
di tangan pemuda, artinya merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya
dalam memimpin bangsa . Oleh karena itu mereka perlu diberi bekal berupa ilmu
pengetahuan dengan cara memberikan mereka pendidikan baik formal maupun
informal, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Pembangunan yang
dilakukan oleh generasi muda merupakan rangkaian gerak perubahan menuju
kemajuan. Didalam pembangunan nasional, bukan hanya pembangunan fisik saja yang
diperlukan melainkan membawa mereka agar terciptanya perubahan sosial.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat
dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan
negara.
Pada garis besarnya, pemuda
mempunyai peranan sebagai berikut : 
a.      
Agent of change  
Pemuda
bertugas untuk mengadakan perubahan – perubahan dalam masyarakat ke arah
perubahan yang lebih baik. Perubahan yang bersifat kemanusiaan.
b.      Agent of
defelopment
Pemuda bertugas
mengembangkan atau melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik bersifat
fisik maupun non fisik. 
c.       Agent of
modernization
Pemuda
bertindak dan bertugas sebagai pelopor dalam pembaharuan. Maksudnya pemuda
pemuda dapat memilih mana yang perlu diubah dan mana yang masih tetap
dipertahankan. 
Masalah- masalah Generasi Muda 
a.      
kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan
akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka
daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
b.      Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan
kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau
melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c.       kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata frustasi semakin umum dipakai
kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam
bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks
dan lainnya).
d.      Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk
mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja
sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi
dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau
malahan dengan uang.
e.       Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul
pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir
masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis
yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di
masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan
segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
f.       Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif
anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari
hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan
pandangan yang keliru tentang pengalaman pendekatan pembinaan
pemuda
Arah pembinaan dan pengembangan generasi
muda
1.  Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian
dan falsafah hidup pancasila.
2.  Orientasi kedalam terhadap dirinya sendiri,
mengembangkan bakat-bakat kemampuan jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar
dapat memberikan prestasi semaksimal mungkin.
3.  Orientasi keluar terhadap lingkungan
(budaya,sosialdan moral) dan masa depannya. Sumber orientasi keluar ini dibagi
atas :
Ø  Pengembangan sebagai
insan sosial budaya
Ø  Pengembangan sebagai
insan sosial politik dan sebagai insan patriot.
Ø  Pengembangan sebagai
insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan kerja dan insan profesi yang
mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan sumber alam dan menjaga
kelestariannya.
Ø  Pengembangan pemuda
terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depan akan menumbuhkan kemampuan
untuk mawas diri, kreatif, kritis.
Tujuan pembinaan dan pengembangan
generasi muda
Ø  Memantapkan persatuan
dan kesatuan bangsa
Ø  Mewujudkan kader-kader
penerus perjuangan bangsa
Ø  Melahirkan kader-kader
pembangunan nasional dengan angkatan kerja berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
Ø  Mewujudkan warga negara
Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
Ø  Mewujudkan kader-kader
patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan berketahanan nasional.
BAB  III
PENUTUP
A.       KESIMPULAN
Pemuda dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling
berkaitan dimana pemuda adalah adalah masa tarnsisi dan secara psikologis
sangat problematis , masa ini memungkinkan mereka berada dalm anomi (keadaan
tanpa norma atau hukum , akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua.Dalam
keadaan demikian , seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan
melakukan pelanggaran . kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran
pengaruh media massa. Sedangkan sosialisasi sebagai sebuah proses seumur hidup
bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi
cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam
masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.  Sosialisasi itu sangat
penting bagi semua orang kususnya para pemuda.
Masa
depan suatu bangsa terletak di tangan pemuda atau generasi mudanya sebab
merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa.
Oleh karena itu, generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan tuntutan zaman, serta tetap menjaga budaya
bangsanya.
